Selasa, 02 April 2013

Indahnya Memaafkan dan Menyambung Tali silaturahmi

Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? "Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu
Majah).

Dalam sekian tahun perjalanan hidup kita di dunia yang indah ini, pasti kita pernah mengalami yang namanya "disakiti" oleh orang lain; baik secara fisik maupun mental (perasaan). Karena kita adalah makhluk sosial maka kita tidak bisa tidak meski bergaul dan berinteraksi dengan orang lain yang memiliki beraneka ragam kepribadian. Dari interaksi inilah mungkin sekali kita pernah "tersakiti". Jika yang disakiti adalah fisik kita, mungkin esoknya sudah sembuh. Namun jika yang disakiti adalah hati kita, akan sangat sulit untuk menyembuhkannya. Bahkan tidak sedikit manusia yang membawa luka hatinya sampai mati; sungguh mengenaskan! Luka hati ini biasanya akan berbuah "dendam" yaitu amarah yang terpendam.

Memang wajar bila perasaan kita disakiti oleh orang lain maka kita akan sakit hati, dan lebih parah lagi menjadi pendendam sejati. Apakah menyimpan dendam itu baik? Tentu tidak! Bahkan bisa dikata: bahaya. Terus, apa dong bahaya mendendam?

Adi W.G., seorang pakar mind technology dan ahli hypnotherapy menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk maju dan berkembang karena energi psikis mereka terkuras untuk mempertahankan emosi marah dan dendam pada seseorang. Emosi negatif yang tetap "dipelihara" dengan sangat tekun ini ia sebut dengan vampir energi psikis.

Demikian mengerikan pengaruh dari emosi marah dan dendam pada diri kita. Kita selama ini mengira bahwa dengan mendendam orang yang pernah menyakiti kita, itu akan menjadi balasan yang setimpal. Ternyata kita salah karena justru kitalah yang jadi makin menderita sendiri.

Lalu agar kita bisa bebas dari belenggu dendam yang jadi vampir energi psikis kita itu bagaimana caranya?

Caranya mudah, tapi juga susah… Mudah, karena kita tinggal meneladani akhlak Nabi Muhammad saw ketika beliau dihina, diludahi, dilempari batu atau kotoran onta, bahkan hendak dibunuh oleh orang-orang kafir ketika Islam baru turun ke bumi (masa awal Nabi berdakwah). Apa itu? Ya, benar… Jawabnya adalah dengan MEMAAFKAN! Beliau selalu memaafkan mereka dengan tulus, bahkan beliau menengok orang yang sering meludahinya ketika ia sakit sehingga si kafir itu masuk Islam melihat betapa mulianya akhlak Nabi Muhammad saw yang begitu agung tersebut. Beliau adalah sosok teladan yang paling pemaaf. Kemuliaan akhlaknya begitu memukau sehingga berbondong-bondong warga Arab masuk Islam.

Tapi kenapa "memaafkan" itu susah? Ya, karena kita selalu mencari pembenaran kenapa kita harus marah dan dendam. Kita selalu merasa berhak dan pantas marah/dendam kepada orang yang menyakiti kita tanpa pernah mau mencoba melihat sesuatu yang menyakitkan itu dari sudut pandang yang berbeda. Coba sekali-kali kita berpikir dari sudut pandang orang yang menyakiti kita, mungkin kita akan bisa bersikap lebih obyektif. Tapi kata-katanya sungguh menyakitkan? Tapi ia telah menghina saya? Tapi ia telah berkhianat? Tapi ia benar-benar tak berperasaan? Tapi…? Tapi…? Kita bisa mencari seribu alasan lain!

Eh, tahu nggak? Sesungguhnya orang lain menyakiti kita sebenarnya karena mereka adalah manusia lemah. Makanya jangan sedih kalau kita disakiti. Kita pantas bersyukur karena dengan mengalami "disakiti" kita mendapat peluang untuk mencontoh akhlak Nabi, yakni memaafkan.

Adi W.G. juga menyatakan bahwa memaafkan tidak berarti kita menyetujui. Memaafkan melibatkan keinginan untuk melihat sesuatu dengan sudut pandang yang lain - untuk bisa memahami dan melepaskan. Lebih jauh Adi menjelaskan, "Saat kita memaafkan dengan tulus orang yang pernah menyakiti kita, maka yang terjadi adalah kita menyingkirkan vampir energi psikis yang selama ini menyedot energi kita tanpa kita sadari, dan sejak saat itu energi kita meningkat drastis, vibrasi kita meningkat, dan kita mulai memanifestasikan sukses dengan sangat cepat dan mudah."

Dalam Al Qur'an surat Asy Syuura ayat 40, dengan sangat indah Alloh SWT berfirman yang artinya: "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik* maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."

Bukankah Persatuan Islam merupakan bagian 'akidah'. Sehingga Allah sangat
memurkai orang2 yang memutuskan silaturahmi dan hanya membolehkan 'bermarahan'
tidak lebih dari tiga hari.

Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., “Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, “Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah saw. Berkata, “Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.” (Bukhari)

*dikutif dari berbagai sumber semoga masukannya memberi manfaat bagi kita semua dan mendapatkan balasan yg setimpal dari NYA, Amien.

http://yuriantiku.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar