Cerpen ini aku persembahkan untuk Mama, Papa, kk ku..Thanks
ya, Ma..MAma buat aku jd anak tegar seperti ini. Buat Oma jg...Buat my lover my
Hiro,.thanks udah buat motivasiny.I love you honey.Untuk Sahabat"ku jg
Juga untuk orang yg selalu memberiku inspirasi...ko
William.^^jg buat Guru guruku yg tercinta dan tmen temanku SMK,Universitas
Negeri Semarang..love you all..semoga semua makhluk berbahagia...
....................................................................................................................
My Best friend, William (15 Maret 1991-28 Februari 2009) ^^
17 Oktober 2008
Kesepian. Bagiku adalah kondisi yang
paling menyakitkan. Aku begitu muak dengan kehidupan dunia ini, dunia yang
sungguh mengerikan untuk aku tinggali. Jika aku diberi pilihan, aku ingin cepat
pergi dan tak ingin terlahir kembali di dunia busuk ini.
Aku hidup bersama orang orang yang aku sayangi, di
lingkungan yang ramai, di kerumunan banyak orang, namun mereka sama sekali
tidak melihatku, apalagi mendengarku. Aku merasa berada ujung jurang, saat aku
berteriak sekeras mungkin tak seorangpun yang memperdulikan aku.
30 November 2008
Semakin bertambah usia, semakin aku
merasakan sifat “aneh” pada diriku. Aku sering sekali merasa kesepian ditengah
keramaian yang aku lihat. Aku merasa orang orang hanya melihatku saat mereka
membutuhkan aku saja, saat tidak dibutuhkan aku dibuang dan terasingkan. Aku
seperti makhluk asing yang tak terlihat dimata mereka.
“Mama, adakah orang yang tulus mau berteman dengan
orang ‘autis dan idiot’ seperti aku?”
“Autis? Idiot? Apa maksudmu?”
“Bukankah dari dulu teman’’ku selalu anggap aku
anak IDIOT ?”
“Jangan dengarkan teman’’mu....”
“Tapi dia bilang aku IDIOT.”
……..
16 Desember 2009
Aku sering sekali mengeluh kepada Mama,
aku selalu merasa kesepian karena tidak mempunyai teman. Hingga akhirnya aku
menyadari, bukan aku yang tidak mau berbaur dengan teman temanku, namun karena
mereka kesulitan sekali untuk menerima aku .Tapi aku berusaha untuk mencari teman
dekat walau hanya seorang saja! Aku ingin punya teman yang benar benar bisa
memahami aku.
30 Desember 2009
Satu tahun yang lalu aku putuskan
untuk bunuh diri dengan diam diam, didalam kamarku aku sediakan sebuah pisau
tajam yang biasa dipake Mama buat memotong sayur. Ini memang tindakan bodoh
pertama kali aku lakukan, aku harap setelah mati pasti jiwa aku lebih tenang
tanpa beban, tidak adalagi orang yang membuat aku semakin tertekan dan
menderita. Tapi kali ini aku gagal, Pisau itu dipinjam Mama buat memotong
kubis.
Kedua kalinya! aku ingin gantung diri
didalam kamar, dengan cara ini aku akan lebih cepat mati tanpa merasa terlalu
kesakitan. Saat mama masuk pintu kamarku, dia pasti syok lihat mayatku
tergantung di kamar. Itu lah yang aku inginkan! Aku telah siapkan seutas tali
yang siap mencekik leherku.
Saat Mama datang, dia menangis dan memelukku seerat
mungkin.Aku tidak sanggup lagi membendung air mata, aku hanya bisa menangis
dengan membenamkan kepala aku didalam pelukan Mama.
****
11 Agustus
2012
Aku percaya sama Mama, tapi apakah semua itu hanya berupa
janji palsu? Tapi selalu kk ku menyakitiku
lagi kali ini mereka sangat membuat aku sakit hati! Kenapa kk ku jahatin Mama terus?
Aku kasian sama Mama, dia
mencari uang sendiri untuk menyekolahkanku, sekarang masih menyelesaikan S1 di Semarang, semua itu pasti adalah beban buat
Mama. Tapi saat itu aku benar benar tidak tau diri, sempat sempatnya aku minta
Laptop lah, HP baru lah, dan lain sebagainya. Bahkan aku sering mengancam Mama
jika permintaanku tidak dituruti. Mama nggak adil, Kakak minta apa aja selalu
dikasih, giliran aku pasti entar entar terus. Mama apa pernah manjain aku?
Bahkan baju saja harus pake bekas dari kakak aku.
Kali ini Mama dan kk ku sempetnya
berantem di depan aku! Aku sakit ,kk! Aku sakit liat kalian berantem terus!
Lebih baik kalian pergi saja kalo memang itu yang terbaik! Tapi jangan pernah
anggap aku sebagai anak n adik kalian lagi! Anggap saja aku orang lain saat
kita ketemu nantinya. Aku benci kk ku yg satu itu! Dan selamanya aku tidak
ingin kenal sama dia. Memang dari kecil aku tidak pernah dekat sama dia, karena
dia jahat! Jangan nyakitin Mama ku.
Rasa putus asa ku semakin menjadi
jadi saat aku putusan untuk pergi dari rumah, ya! aku memang kabur dan ingin
lenyap dari dunia ini. Ketiga kalinya aku beranikan diri untuk bunuh diri, kali
ini aku ingin bunuh diri dengan cara paling menyakitkan! Yaitu dengan melompat
dari jempatan penyeberangan saat jalan raya ramai. Mungkin tubuh ku akan
hancur, wajahku akan rusak dan mayatku tidak akan pernah dikenali lagi! Ide
bagus! Aku nggak takut untuk mati!
Aku ingin tidak dikenal lagi oleh keluargaku!Aku akan hilang..papa,Mama,
kakak maafin Aku ya?Papa, Maafin aku ya….
****
Tiba tiba aku melihat seperti ada
Mama didepanku, aku dipeluknya dengan luapan air mata, aku merengek lagi! Aku memang
cengeng saat aku amati tapi dia bukan Mama. Ternyata itu hanyalah ilusiku.
“Hei, bocah. Kenapa elo pengen bunuh diri?” tiba tiba terdengar lagi suara
seorang cowok mencegahku melompat dari jembatan penyeberangan itu.
“Karena hidup itu nggak enak!” jawabku dengan kesal dengan cowo yang nggak ku
kenal itu yang sok akrab.
“Mati juga nggak enak. Siapa bilang mati itu enak?”
“Emang kamu pernah mati? Lagian apa urusanmu sama aku?”
“Elo masih muda, ngapain elo pengen mati cepet? Elo tau nggak dirumah sakit
setiap hari banyak pasien yang mati karenasakit? bersyukur deh,elo masih
bisa hidup dan bernafas!”
Aku hanya terdiam dengan ucapan cowok itu, memang ada benarnya. Namanya adalah
William, dia bilang bahwa dia sekarang masih kelas XII SMA Kanisius . William
tanya, kenapa aku bisa nekat pengen bunuh diri? Aku bilang karena aku kesepian,
di sekolah, dirumah, bahkan dimanapun aku berada,
William terdiam, aku tidak menyangka ternyata dia menangis, ini adalah untuk
pertama kalinya seorang cowok menangis dihadapanku. Apa yang aku ceritakan
mengingatkan dia sama Mamanya yang ada di Jakarta. Dia dibesarkan dari keluargabroken
home, Orang tuanya bercerai saat dia masih usia 7 tahun, sekarang dia tinggal
bersama Tantenya. Dia sangat merindukan saat orang tuanya bersama sama dalam
kebahagiaan keluarga. Baginya itu sangat mustahi, karena Papanya sudah menikah
lagi.
Malam itu aku begitu nyaman bisa curhat sama William, dia anak yang baik. Dia
bisa mengerti keadaan dan perasaanku karena kami sama sama memiliki nasip yang
sama Tapi aku punya prinsip seperti bunga teratai. “Bunga teratai tetap cantik
dan berbau harum meski tumbuh dikolam yang berlumpur.”
William bilang “Banyak orang perpikir kalo anak yang lahir dilingkungan
keluarga Broken Home, pasti jadi anak yang nggak bener.”
“Itu salah besar! Baik buruknya seseorang itu adalah pilihan! Tidak selalu
ditentukan oleh faktor lingkungan, bisa saja anak yang dari keluarga yang baik
baik malah jadi teroris, atau dari keluarga yang hina terlaknat sekalipun bisa
menjadi pemuka agama. Hidup adalah pilihan, orang menjadi baik atau jahat itu
adalah pilihan mereka.”
Sejak kejadian malam itu, aku menjadi berteman akrab dengan William. Dia sering
main kerumahku di tegal, bahkan tidak jarang juga kami sering hang out di
Semarang bersama. Semenjak ada William, hidupku yang hitam putih berubah penuh
warna karena kebersamaan kami. “Thanks God….Akhirnya aku memiliki seorang
sahabat!”
Setiap kali pulang sekolah, aku sering mengajaknya ke rumah, sekedar
mengajariku Bahasa korea dan Bahasa Inggris, William pinter dalam pelajaran
bahasa Inggris dan korea, sering sekali PR ku dia bantu untuk mengerjakan, padahal
aku tidak memintanya. William sangat baik,ramah dan benar benar memiliki
perasaan empatik yang tinggi. Dia sering merasa jatuh kasian sama orang lain
meski tidak mengenalnya, sifatnya sama persis dengan ku.
Aku juga senang bisa berteman dengan William, He is my
best friend! Aku belum pernah menemui seorang teman seperti dia.
Hari ini aku mengajak William kerumahku lagi, dia bilang mau
ngajarin aku Bahasa korea, aku senang sekali. Dia sering bilang kalo dari
kecil Mamanya terbiasa mengajarkan dia bahasa korea sejak kecil, dia jadi sedih
karena teringat sama Mamanya, aku mencoba menghiburnya. “Kamu bukan William
yang aku kenal kalo kamu menangis! Hey, cowok nggak boleh cengeng!” kataku
mengejeknya. Tapi bukanah aku dulu juga cengeng?
****
Aku sering menceritakan William sama Mama, dia ikut merasa senang karena
akhirnya aku memiliki sahabat dan aku nggak merasa kesepian lagi. Mama
menyarankan aku untuk mengajak William ke rumah, tapi aku bilang bahwa aku
sering mengajak William ke rumah dan main game dan belajar bersama di kamar.
“Mau buat apa?” tanya Mama kepadaku saat aku kedapur mengambil dua gelas
kosong.
“Buat minum, Ma. William datang kesini.” Jawabku.
“Oh, ya udah. Ajak dia makan siang saja sekalian disini.”
Aku mengisi dua gelas itu satu untukku dan satu untuk
William lalu membawanya ke kamar. Aku lihat William masih sibuk membaca buku di
kamarku, aku bilang kalo Mama udah nyiapin makan siang buat kami berdua.
Awalnya William menolak karena dia mengaku masih kenyang, tapi karena aku paksa
akhirnya dia mau juga.”
Biasanya setiap malam minggu aku menghabiskan malam mingguan bersama William
dengan ditemani laptop kesayanganku di kamar, tidak jarang juga William sering
menginap di rumahku. Suatu malam itu, aku bilang sama Mama kalo William mau
menginap dirumahku Mama memperbolehkan. Tapi saat dia masuk ke kamar
untuk memberian selimut untuk William, ternyata William nggak ada di
kamar. Mama heran, tapi William bilang kepadaku kalo waktu mama mencari
William, dia masih di kamar mandi.
****
William tidak mau memberikan nomor HP nya kepadaku, jadi dia hanya datang
setiap kali kalo dia mau saja. Bahkan saat aku mau minta Akun Facebooknya, dia
cuman bilang akun facebooknya sudah tidak aktif karena terblokir. Tapi
aku berusaha mencari Akun Facebooknya secara diam diam, akhirnya ketemu, hanya
saja dia memang pasif dan tidak pernah Online.
“William, add permintaan pertemannanku dong..”
“Dari mana elo tau FB gue? gue jarang online.”
“Yaudah, pake Laptopku aja gih…”
“Gue nggak mau.
Suatu sore saat aku bercakap cakap di ruang tamu, suara tertawa kami
sangat keras sehingga Mama terbangun karena berisik. Aku minta maaf sama Mama ,
karena aku memang lagi keblabasan bercanda sama William.
Sampai akhirnya mama curiga kepadaku setiap kali aku
mengajak William ke rumah, mama bilang kalo aku selalu menyembunyikan William.
Mama takut kalo William adalah anak nggak bener, tapi aku yakinkan Mama kalo
William adalah anak yang baik baik.
“William itu seperti apa orangnya?”
“Bukankah Mama sudah tau William? Dia itu cowok yang kemarin duduk ngobrol
bareng diruang tamu sama aku? Masa mama lupa?”
“Mama berani sumpah! Dari awal sampai akhir kamu cuman sendirian duduk diruang
tamu. Bahkan dari awal Mama tidak pernah melihat kamu pulang bersama temanmu
itu. Kamu cuman berkhayal, nduk.”
Aku begitu syok dengan perkataan Mama. William itu bukan
khayalan aku, dia selalu membantuku ngerjain PR bahasa Inggris dan korea, dia
selalu main kerumah untuk mengajakku bermain game bahkan sering aku hang out
bareng dia.
Sore itu aku sedikit terguncang batinku, Mama berniat
mengajakku ke seorang Psikiater kenalan Mama. Sungguh sikap Mama membuat aku
tersinggung sekali!
“Aku tidak gila Ma! Apa Mama Pikir aku udah gila?”
“nduk, nurut apa kata Mama!”
“Tapi aku nggak gila.”
“Psikiater bukan untuk orang gila.”
“Aku nggak mau!
Aku mengurung diri seharian di kamar, tiba tiba William muncul dari balik Jendela
dia mengajakku keluar, akupun melompat dari jendela dan aku mengajaknya pergi
untuk makan.
Kami berdua memutuskan makan disebuah warung makan yang letaknya lumayan jauh
dari rumah. Aku memesan dua Es Teh dan dua porsi Mie Ayam bakso kesukaanku.
“William, Kenapa nggak kamu makan?”
“Gue udah kenyang. Kalo elo masih lapar makan aja lagi.”
“Aku udah kenyang juga.”
Setelah itu aku ingin mencuci tanganku di wastafel, yang kebetulan wastafel itu
dilengkapi oleh cermin sehingga aku bisa sekalian bercermin didepannya, tiba
tiba seorang pelayan warung itu menegurku.
“Lho,Dek. Kamu mesen Mi ayam 2 mangkok, yang satu buat siapa?”
“Buat temenku, mbak. Tapi dia masih kenyang.”
“Temen? Bukannya adik datang sendirian ya?”
Lagi lagi aku tercengang. Aku menatap William yang tengah duduk di meja tadi,
dia masih ada, aku semikin bingung dengan semua ini, kenapa setiap orang
melihat aku selalu sendirian, padahal aku selalu bersama William.
Malam harinya aku curhat sama William, kebetulan dia main
kerumahku lagi. Saat aku sadang menyisir didepan cermin aku sungguh terkejut
saat aku melihat bayangan William didalam cermin tidak ada, tapi saat aku lihat
secara langsung William masih terlihat asyik bermain laptopku. Sekali lagi aku
amati bayangan dia dalam cermin! Aku kucek mataku, bahkan aku memakai kaca mata
ku. Bayangan William tidak ada dalam cermin. Sisirku jatuh . Sehingga membuat
William terkejud juga.
“Kamu
kenapa, nduk?”
Aku tidak bisa menjawab, aku menatapnya dengan mata berkaca kaca. Aku ingin
menangis, tapi aku masih takut. Aku sekarang takut! Badanku merinding! William
siapakah kamu sebenarnya! Jujur! Aku yakin kamu bukan manusia! Jawab aku!
William hanya terdiam, dia menunduk. Kenapa setiap hari aku selalu melihatmu
memakai seragam yang sama? Kenapa orang lain selalu melihatku sendiri meski
saat itu aku bersama dengan kamu, siapakah kamu? Aku merasa jiwaku sangat
terguncang! Aku minta dia untuk segera pergi! Aku ingin menenangkan jiwaku
untuk sementara. Aku yakin ini adalah hanya mimpi. William tetaplah William,
sahabatku.
****
Suatu hari di Facebook, aku kebetulan chattingan dengan temen William. Aku add
dia dari daftar keluarga William dari facebooknya yang memang tidak diprivacy
meski dia belum mengkonfirmasi pertemannanku.
“Kamu teman nya William?”
“Iya,Dulu dia teman sekelas gue, elo juga kenal dia ya? ”
“Selamat Ujian ya, semoga lulus. ”
“Eh, Ujian? gue udah lulus 3 tahun lalu, sis. Gue udah kuliah semester enam…”
“Lho William bilang dia kelas XII?”
“Ya Tuhan...Eh, sis.William udah meninggal tahun 2009 lalu.”
Jemariku bergetar merinding, wajahku berubah mejadi pucat sekali. Aku tidak
kuasa membalas Chattingan dari teman William itu.
Dia bilang William meninggal tiga tahun lalu, Tepatnya pada tanggal 28 Februari
2009 karena kecelakaan menghindari sebuah Mobil. Setelah menghindar dari
Mobil, Motor William justru menabrak pembatas jalan dan ia terpental
terjatuh dengan kepala membentur aspal dengan helm yang sudah lepas, lalu tubuhnya
di hantam oleh sepeda motor. Nyawa William tidak dapat tertolong lagi sebelum
dibawa ke rumah sakit.
William? Dimana kamu?? Aku menangis meratapi layar laptopku.
Aku syok berat. AKu harap aku hanya dikerjain sama temen William. Tapi? Dia
tidak mungkin bohong. William! Kamu tetap sahabat aku kan? Jangan kabur begitu
saja!
****
Maafin w ya nduk gw jg ngerti
kita punya jalan masing masing, tapi gw arap elo kagak merasa keberatan kalo gw
ikutin selama ini , gw emang akui sering jailin elo, but anyway, gw cuman
pengen ngehibur elo.. Elo mau kan jd sobat gw....?
Gw mau , gw
kgak maksud pnjem tbuh elo, gw akuin seh gw pengeen idup lg di dunia ini
dngn tubuh gw sndri....
Gw pengen
sekali lagi pengen bernafas sbg dri w sndri. Tp Tuhan udah puny
kehendak lain bwt idup gw ini. Gw kagum ama elo nduk elo ttp bisa bersabar dan bersikap baik ama
mreka. Walaupun mereka slu jahatin elo d hina’’ di belakang elo
biar gw udah
mati, w bkalan ttp idup d dlm dri elo.... i live inside you...my
friend!
Writter by :Yurianti Taslim
Jika pergi berlayar, jangan hanya bawa pelampung, tapi juga attitude,
karna attitude yg baik bisa menyelamatkanmu ketika pelampung rusak.